Bagi sebuah perusahaan, quick ratio atau biasa disebut dengan rasio cepat, merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya tanpa perlu menjual persediaannya atau mendapatkan pembiayaan tambahan. Secara sederhana, kewajiban lancar adalah kewajiban yang perlu dilunasi dalam tempo jangka pendek atau kurang dari satu tahun lamanya.
Lantas apa sebenarnya quick ratio dan fungsinya? Yuk simak ulasan selengkapnya untuk informasi lebih lanjut!
Pengertian Quick Ratio
Melansir dari Investopedia, quick ratio adalah cara mengukur jumlah aset likuid yang tersedia terhadap jumlah kewajiban lancar perusahaan. Aset likuid sendiri merupakan aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai dengan dampak minimal pada harga yang diterima di pasar terbuka. Sedangkan kewajiban lancar adalah hutang yang harus dibayar perusahaan dalam jangka waktu yang pendek.
Kunci dari aset lancar sebuah perusahaan adalah uang tunai, surat berharga, dan piutang. Sedangkan, persediaan tidaklah termasuk dalam rasio, sebab sulit untuk dijual dalam jangka pendek dan perusahaan justru bisa merugi. Quick ratio bisa menjadi sangat berguna saat bisnis menghadapi keadaan keuangan yang sulit, dan perlu melunasi sejumlah besar kewajiban dalam waktu yang dekat.
Baca Juga : Mengenal Apa Itu Melek Finansial, Manfaat, dan Ciri-cirinya
Fungsi Quick Ratio
Melansir dari laman Investopedia, quick ratio adalah indikator posisi likuiditas jangka pendek perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan untuk kewajiban jangka pendeknya dengan aset likuid. Sebab ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk secara instan menggunakan aset hampir tunai untuk membayar kewajiban, ini juga disebut dengan acid test/uji asam.
Semakin tinggi dari hasil rasio, maka akan semakin baik likuiditas dan kesehatan keuangan perusahaan. Sedangkan, semakin rendah dari rasio, maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan kesulitan membayar hutang. Hasil 1 dianggap sebagai quick ratio yang cepat normal. Artinya, perusahaan dilengkapi dengan aset yang cukup tepat untuk segera dilikuidasi untuk melunasi kewajiban lancarnya.
Kelebihan dan Kekurangan Quick Ratio
Quick ratio dianggap memiliki keuntungan sebagai perkiraan yang lebih konservatif mengenai seberapa likuid suatu perusahaan. Dibandingkan dengan perhitungan lain yang mencakup aset yang berpotensi tidak likuid, quick ratio sering menjadi indikator sebenarnya yang lebih baik dari kemampuan kas jangka pendek. Selain itu, cara menghitung quick ratio juga cukup mudah.
Namun dibalik kelebihannya, quick ratio juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah karena metrik keuangan dari perusahaan tidak memberikan indikasi apa pun mengenai aktivitas arus kas masa depan perusahaan. Meski mungkin sebuah perusahaan memiliki satu juta dolar pada hari ini, perusahaan mungkin tidak menjual barang yang menguntungkan dan mungkin akan berjuang untuk mempertahankan saldo kasnya di masa depan.
Baca Juga : Begini Cara Menghemat Uang Agar Tabungan Cepat Terkumpul
Penyebab Quick Ratio Menurun
Apabila quick ratio menurun, itu berarti perusahaan memiliki likuiditas yang lebih rendah daripada pesaingnya pada salah satu dari tiga rasio likuiditas umum yang digunakan oleh perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti aktiva lancar yang meningkat secara drastis, serta hutang lancar yang meningkat. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa angka 1 adalah yang normal. Namun, jika di bawah itu tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Lantas apa yang terjadi apabila quick ratio menurun? Hal ini membuat perusahaan dianggap tidak bisa membayar utang dalam satu siklus tertentu. Seperti contoh, apabila quick ratio adalah 0,80, berarti perusahaan hanya memiliki cukup uang tunai untuk membayar 80 persen dari kewajibannya. Akibatnya, investor atau bank bisa mempertimbangkan lagi untuk bekerja sama dengan perusahaan tersebut.
Nah, demikianlah ulasan mengenai apa itu quick ratio, dan fungsinya. Semoga informasi di atas dapat meningkatkan wawasan Anda mengenai quick ratio dan dapat bermanfaat bagi bisnis Anda.