Apakah Anda pernah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan? Jika pernah, maka penting bagi Anda untuk memahami konsep impulse buying. Umumnya, impulse buying terjadi ketika ada dorongan dari luar, seperti penawaran diskon, promosi yang menggiurkan, atau pengaruh dari teman atau anggota keluarga yang menggunakan produk tersebut. Dengan adanya kemajuan platform belanja online dan metode pembayaran elektronik, perilaku ini bahkan semakin menjadi tren di masyarakat. Nah berikut ini adalah artikel selengkapnya mengenai impulse buying. Yuk simak!
Apa yang dimaksud dengan Impulse Buying?
Impulse buying adalah tindakan membeli barang atau layanan tanpa perencanaan yang matang. Biasanya, pembelian impulsif terjadi secara tiba-tiba dan tanpa mempertimbangkan dengan mendalam apakah produk tersebut benar-benar diperlukan atau memiliki nilai yang substansial. Individu yang terlibat dalam pembelian impulsif sering kali terpengaruh oleh emosi atau hasrat saat itu, seperti keinginan mendadak, semangat, atau rangsangan yang timbul dalam situasi tertentu.
Contoh impulse buying adalah ketika Anda berada di antrian di kasir supermarket, Anda melihat permen atau makanan ringan awalnya tidak direncanakan, tetapi Anda memutuskan untuk membelinya karena tergoda oleh tampilan atau rasa lapar mendadak. Contoh ini menggambarkan bagaimana individu dapat merasa terpanggil untuk melakukan impulse buying tanpa melakukan evaluasi yang teliti terhadap nilai atau kebutuhan produk tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Impulse Buying
Berikut ini adalah faktor-faktor dari penyebab impulsive buying, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Strategi Pemasaran
Faktor pertama dari impulse buying adalah karena faktor strategi pemasaran. Strategi pemasaran seperti penawaran istimewa, potongan harga, cashback, dan pengaruh dari tenaga penjualan dapat merangsang perilaku impulsif. Karena elemen-elemen ini mampu menarik minat serta perhatian Anda, sehingga memicu dorongan untuk membeli dan memiliki produk tersebut.
Baca Juga : Begini Cara Melihat Barang Online Sampai Dimana
2. Faktor Kepribadian
Faktor karakter pribadi bisa menjadi pemicu terjadinya impulse buying. Perilaku ini mungkin terjadi karena individu merasa tertekan oleh dorongan untuk terlihat keren dan rasa takut ketinggalan tren yang sedang berkembang. Karena alasan tersebut, individu yang mengalami kecenderungan pembelian impulsif mungkin akan mengorbankan diri untuk membeli barang apa pun yang mendukung tujuan peningkatan citra dan popularitas mereka.
3. Faktor Jenis Produk
Faktor yang mempengaruhi impulse buying adalah karena jenis produk. Karakteristik esensial dan eksternal dari suatu produk juga dapat memicu perilaku impulse buying. Dengan berbagai variasi, daya tarik kemasan yang menarik, penyusunan desain yang bagus, atau adanya keterbatasan atau jarangnya produk tersebut, dapat memicu minat dan minat seseorang yang melihatnya untuk membelinya, meskipun sebenarnya barang tersebut tidak dibutuhkan.
4. Faktor Geografis dan Aspek Budaya
Ternyata, aspek geografis dan budaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi fenomena impulse buying. Dalam kenyataannya, komunitas yang memiliki budaya yang sangat individualistik cenderung lebih terlibat dalam perilaku pembelian impulsif jika dibandingkan dengan komunitas yang memiliki orientasi kolektivitas.
Dampak Negatif Impulse Buying
Impulse buying dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, termasuk:
1. Menumpuk Barang Tidak Terpakai di Rumah
Dampak negatif pertama dari impulse buying adalah menumpuknya barang yang tidak terpakai di rumah. Karena perilaku impulse buying ini condong pada pembelian barang tanpa mempertimbangkan kebutuhan, hasilnya adalah banyak barang yang tidak digunakan dan terbengkalai di dalam rumah.
2. Susah Merencanakan Keuangan
Konsekuensi negatif selanjutnya dari impulse buying adalah kesulitan dalam merencanakan keuangan. Karena terlalu banyak transaksi belanja impulsif, Anda mungkin akan menghadapi kesulitan finansial dalam waktu singkat. Selain itu, Anda juga akan menemui kesulitan dalam merencanakan keuangan masa depan karena kurangnya tabungan.
3. Menjadikan Diri Semakin Boros
Dampak negatif dari impulse buying adalah peningkatan kecenderungan untuk berbelanja secara boros. Kebiasaan berbelanja semacam ini menghasilkan pengeluaran besar untuk barang-barang yang mungkin tidak terlalu penting. Akibatnya, dana yang semestinya digunakan untuk hal-hal yang lebih signifikan harus dikorbankan untuk memenuhi keinginan pribadi semata.
4. Rentan Terjebak Kredit Terlalu Banyak
Individu rentan terjerat dalam keterlibatan utang yang berlebihan karena perilaku impulse buying membutuhkan dana yang signifikan. Jika individu tidak memiliki kesehatan keuangan yang memadai, mereka dapat berakhir dengan membayar utang, mengakibatkan akumulasi utang yang bertambah.
Tips Mencegah Impulsive Buying Bagi Diri Sendiri
Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah pembelian impulsif:
1. Bedakan Antara Keinginan (Wants) dan Kebutuhan (Needs)
Salah satu tips dalam impulse buying adalah memiliki kemampuan untuk memisahkan antara keinginan dan kebutuhan dalam hidup. Dengan kemampuan ini, Anda akan lebih mampu mengelola keuangan dengan tepat. Hal ini akan membantu Anda menghindari pengeluaran pada barang-barang yang tidak esensial dan tidak diperlukan.
2. Hindari Pasang Terlalu Banyak Aplikasi Marketplace
Mengurangi penggunaan aplikasi marketplace dapat membantu Anda menghindari perilaku impulse buying. Disarankan untuk tidak menginstal terlalu banyak aplikasi belanja online di perangkat seluler Anda. Ini karena tindakan tersebut dapat merangsang impulsif Anda untuk melakukan pembelian produk.
3. Tahan Diri untuk Tidak Terlalu Sering Memakai Fitur Paylater
Langkah berikutnya yang bisa diambil adalah mencoba untuk membatasi penggunaan fitur paylater. Disarankan untuk menggunakan layanan ini dengan bijak, seperti hanya dalam situasi darurat. Apalagi, paylater biasanya memiliki bunga yang tinggi. Apabila Anda telat dalam membayar paylater, tentunya akan berdampak buruk terhadap BI Checking Anda.
4. Tetapkan Batas Saat Melakukan Self-Reward
Tips selanjutnya dalam impulse buying adalah menetapkan batas ketika Anda memberi hadiah pada diri sendiri. Anda perlu mengidentifikasi kapan sebaiknya memberikan hadiah pada diri sendiri dan membatasi jumlahnya setiap bulan. Hal ini bertujuan agar Anda tidak terperangkap dalam aktivitas impulsif yang disamarkan sebagai self-reward.
5. Lindungi Diri Dari Jebakan Strategi Marketing Psikologis
Untuk menghindari terpengaruh oleh taktik pemasaran psikologis, penting untuk mengambil langkah-langkah perlindungan. Ini akan membantu mencegah Anda terjebak dalam perilaku impulse buying. Anda bisa menghindari interaksi dengan penjual yang menawarkan barang kepada Anda atau segera menjauh dari tempat perbelanjaan ketika timbul keinginan untuk membeli.
6. Batasi Penggunaan Kartu Kredit dan Pembayaran Online
Melakukan transaksi secara digital atau menggunakan kartu kredit dapat mengaburkan rasa tanggung jawab terhadap uang yang dihabiskan karena Anda tidak merasakan secara langsung hilangnya uang seperti saat menggunakan uang tunai. Oleh karena itu, untuk menghindari impulse buying, disarankan untuk lebih sering melakukan pembayaran dengan menggunakan uang tunai.
Baca Juga : Memahami Persediaan Barang Dagang Dalam Bisnis
7. Susun Skala Prioritas Barang Sebelum Membeli
Menetapkan tingkat prioritas untuk barang sebelum melakukan pembelian adalah salah satu langkah pencegahan terhadap impulse buying yang penting. Dengan memiliki pemahaman tentang tingkat prioritas, Anda dapat mengendalikan diri untuk membeli hanya barang yang benar-benar dibutuhkan, serta menunda pembelian barang kurang prioritas untuk waktu yang lebih tepat.
8. Hindari Window Shopping
Terkadang, dorongan untuk membeli sesuatu muncul secara tak terduga ketika Anda secara tidak sengaja menemukan suatu barang dan tiba-tiba merasa ingin memilikinya. Ini bisa terjadi saat Anda sedang jalan-jalan tanpa tujuan khusus. Fenomena ini tidak terbatas pada mal atau toko fisik saja, tetapi juga dapat terjadi dalam e-commerce, misalnya saat Anda melihat-lihat produk yang sedang didiskon.
9. Buat Daftar Belanja
Salah satu langkah penting lain yang harus diambil jika Anda cenderung melakukan pembelian impulsif adalah jangan pernah berbelanja tanpa memiliki daftar belanja atau shopping list. Dengan adanya daftar belanja, Anda dapat memisahkan antara barang yang benar-benar diperlukan dan hanya keinginan sementara.
10. Ingat Kembali Tujuan Keuangan Anda
Langkah pencegahan impulse buying adalah dengan mengingat kembali tujuan keuangan Anda. Apabila Anda memiliki target untuk menyisihkan sebagian pendapatan sebagai tabungan, penting untuk membatasi pengeluaran yang tidak begitu bermanfaat. Dengan begitu, Anda bisa menghindari pembelian impulsif.
Demikianlah ulasan kali ini mengenai pengertian impulse buying, faktor penyebab, dampak negatif dan cara mencegahnya. Mencegah impulse buying memerlukan disiplin diri dan kesadaran akan keuangan Anda. Dengan mengaplikasikan tips di atas, Anda dapat mengurangi peluang terjebak dalam perilaku belanja impulsif.