Cara menghitung rasio keuangan bukan hal aneh lagi untuk dapat dipahami oleh seorang akuntan sebuah perusahaan. Hal ini karena, rasio keuangan termasuk poin penting yang menjadi salah-satu indikasi pertimbangan kebijakan usaha. Terkait analisis yang menghasilkan suatu data keuangan untuk digunakan dalam dunia bisnis investasi dan manajemen.
Dimana seorang investor biasanya akan melakukan perhitungan dan menganalisis rasio keuangan suatu perusahaan. Tujuannya untuk melihat besaran peluang investasi yang akan ditanamkan. Selain informasi dari akuntan perusahaan yang memberi penawaran kerja sama. Lantas tahukah Anda bagaimana cara menghitung atau menganalisisnya? yuk simak pembahasan lebih lanjutnya di sini!
Baca Juga : Pahami Rasio Keuangan untuk Pemilik Bisnis dan Pengusaha
Bagaimana Cara Menghitung Rasio Keuangan
Cara menghitung rasio keuangan secara umum ada rumus khususnya yang dibedakan berdasarkan jenis masing-masing rasio. Tergantung dengan analisis rasio seperti apa yang memang dibutuhkan perusahaan untuk mengukur kondisi keuangan dalam suatu bisnis. Dengan memanfaatkan data dari laporan keuangan untuk membuat perbandingan ketika menghitung atau melakukan analisis.
Sementara waktu ideal yang seringkali akuntan butuhkan untuk menghitung analisis rasio biasanya ada di akhir periode satu tahun kinerja perusahaan. Sebagaimana tujuan analisis rasio keuangan sendiri yang memang dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja.
Sehingga dapat menilai atau membuat parameter seberapa jauh keberhasilan sistem kinerja mempengaruhi keuangan perusahaan. Selain itu, agar dapat menentukan strategi atau memutuskan kebijakan pada perencanaan bisnis di masa mendatang untuk kebutuhan internal perusahaan.
Rumus Analisa Rasio Keungan
Tujuan dari analisis rasio keuangan juga dapat dimanfaatkan sebagai cara dalam menunjukkan performa suatu perusahaan pada investor. Untuk membuktikan kelayakan pada investor bahwa perusahaan tepat mendapat suntikan dana. Namun, tahukah Anda bagaimana rumus analisis rasio keuangan tersebut? Simak pembahasannya berikut ini!
1. Rasio Hutang Jangka Pendek (Rasio Likuiditas)
Rumus rasio keuangan pertama dalam pembahasan kali ini adalah jenis rasio likuiditas. Jenis perhitungan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan likuiditas suatu perusahaan. Dengan memperhatikan aktiva lancar dan utang berjalan yang dimiliki perusahaan. Jenis rasio likuiditas juga terdiri dari tiga komponen. yakni :
● Rasio Lancar
Rumus rasio likuiditas dan contoh soal dari jenis komponen lancar bisa Anda lihat di beberapa jurnal akuntansi. Namun, perhitungan rasio lancar memiliki rumus yang hanya tinggal membagi antara aktiva lancar dan hutang lancar. (Rasio Lancar = (Aktiva Lancar : Hutang Lancar) x 100%). Dimana hasil persentasenya dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek.
● Rasio Cepat
Rumus jenis rasio cepat dapat dihasilkan dari perbandingan selisih antara aktiva lancar dengan persediaan yang kemudian dibagi hutang lancar. ((Aktiva Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar) x 100%). Hasil persentase rasio cepat dapat menunjukan kesehatan keuangan suatu perusahaan. Semakin ratio mendekati 100% maka kesehatan keuangan perusahaan itu pertanda baik.
● Rasio Kas
Jenis rasio likuiditas yang terakhir yaitu kas, cara menghitungnya tinggal menjumlahkan kas dan aktiva setara. Kemudian membagi hasilnya dengan utang lancar. (Rasio Kas = ((Kas + Aktiva setara kas) : Hutang Lancar) x 100%). Apabila hasil persentase rasio kas mendekati 100%, maka pertanda keuangan akan semakin baik bagi perusahaan.
2. Rasio Hutang (Rasio Solvabilitas)
Cara menghitung rasio solvabilitas dibedakan menjadi dua metode. Pertama menggunakan pendekatan utang, kedua dengan cara perbandingan modal. Tujuan dari rasio solvabilitas ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva atau kekayaannya.
● Rasio Utang (Debt Ratio)
Cara menghitung jenis rasio solvabilitas yang pertama sebagai contoh analisis rasio keuangan dapat dengan mudah menggunakan rumus berikut. (Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Aktiva) x 100%) Membagi jumlah utang dengan jumlah aktiva perusahaan yang mana perhitungan ini dapat memberikan informasi tentang besarnya aset.
● Rasio Hutang dengan Pendekatan Modal
Sementara cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini yaitu tinggal membagi jumlah utang dengan jumlah modal. (Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Modal) x 100%). Apabila hasil persentase semakin kecil maka bisa menjadi pertanda sehatnya suatu keuangan perusahaan. Artinya, sebab utang yang dimiliki tidak melebihi modal.
3. Rasio Laba (Rasio Profitabilitas)
Secara umum rasio profitabilitas digunakan untuk menghitung laba suatu perusahaan. Akan tetapi, untuk rumus rasio profitabilitas sendiri terdiri dari beberapa jenis yakni :
● Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rumus yang digunakan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba setelah dikurangi semua biaya. (Rasio Margin Laba Bersih = Laba Bersih yang sudah Dipotong Pajak : Penjualan)
● Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio margin laba kotor merupakan jenis perhitungan yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. (Rumus Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor : Penjualan). Apabila semakin besar hasil rasio, maka keuangan perusahaan pertanda sehat.
● Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Jenis rasio yang digunakan untuk menghitung penghasilan laba sebelum terkena pajak dan bunga. Caranya dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga dari penjualan. (Rasio Margin Laba Operasi = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan)
● Return On Assets (ROA)
Jenis rasio ROA akan memberi informasi tentang besarnya aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Cara menghitung rasio gini dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga dari jumlah aset. (Rasio ROA = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Jumlah Aset)
● Return On Investment (ROI)
Return On Investment atau ROI merupakan jenis rasio yang dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap investasi total. Cara perhitungannya dengan membagi laba yang telah dipotong pajak dari investasi. (Rasio ROI = Laba Setelah Dipotong Pajak : Investasi).
4. Rasio Aktivitas
Rumus rasio aktivitas juga terdiri dari beberapa jenis sama seperti macam-macam perhitungan keuangan sebelumnya. Namun, jenis rasio ini biasa digunakan untuk melihat produktivitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan atau bisnis. Adapun jenis-jenis rumus tersebut diantaranya :
● Rasio Perputaran Piutang
Jenis rasio aktivitas yang pertama adalah dari perputaran piutang. Rumus perhitungan rasio ini digunakan untuk mengetahui besaran piutang perusahaan atau bisnis. Cara menghitung rasio perputaran piutang yaitu, Jumlah Piutang : Rata – Rata Piutang
● Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Cara untuk menghitung rasio pada jenis ini tinggal membagi antara penjualan dengan jumlah kekayaan tetap. (Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Aktiva Tetap)
● Rasio Perputaran Persediaan
Jenis rasio yang biasa digunakan untuk mengetahui likuiditas perusahaan. Cara menghitung rasio perputaran persediaan ini tinggal membagi harga pokok penjualan dengan persediaan.
● Rasio Perputaran Total Aktiva
Terakhir untuk rasio perputaran total aktiva, cara menghitungnya tinggal membandingkan penjualan dengan jumlah atau total aktiva perusahaan. Total aktiva ini yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. (Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Jumlah Aktiva)
5. Rasio investasi
Jenis rasio investasi adalah indikas yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari suatu perusahaan suntik modal. Cara menghitungnya bisa dengan membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dan biaya pengeluaran untuk memperoleh laba tersebut.
Baca Juga : Pentingnya Dana Darurat dan Cara Mengumpulkannya
Contoh Rasio Keuangan
Adapun contoh rasio keuangan yang dapat Anda pahami secara sederhana bisa disimulasikan pada salah-satu jenis rumus. Seperti perhitungan untuk jenis margin laba bersih dari perusahaan Y selama tanggal 8-12 Desember ada pada laporan keuangan. Ternyata setelah dipotong pajak pada laba bersih lalu membaginya dengan penjualan mendapat hasil :
8 Desember: 35,97%
9 Desember: 28,55%
10 Desember: 23,97%
11 Desember: 19,10%
12 Desember : 15,76℅
Dimana dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan margin laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan Y adalah semakin menurun. Artinya, apabila Anda ingin melihat bagaimana performa sumber daya perusahaan dapat dikategorikan pada level maksimal.Dengan demikian, ulasan bagaimana cara menghitung rasio keuangan ini tentu bisa Anda pelajari secara mudah dan sederhana. Lengkap beserta contoh simple yang bisa dipahami oleh pemula.