Dalam rangka mempersiapkan persediaan barang supaya tidak kehabisan stok, perusahaan biasanya menerapkan sistem buffer stock. Stok barang biasanya dipersiapkan dalam jumlah lebih karena bertujuan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku atau stok barang. Untuk jumlah permintaan yang tinggi, tentu konsep ini sangatlah membantu karena mempermudah perusahaan dalam mengelola stok persediaan.
Pengertian Buffer Stock
Buffer stock merujuk pada jumlah persediaan tambahan yang dipertahankan oleh perusahaan di atas tingkat normal untuk mengantisipasi fluktuasi dalam permintaan. Ini berfungsi sebagai cadangan untuk melindungi proses produksi atau rantai pasokan dari ketidakpastian, seperti keterlambatan pengiriman bahan baku atau lonjakan permintaan. Dengan memahami peran dan pentingnya buffer stock, perusahaan dapat merancang strategi manajemen persediaan yang lebih efektif untuk menjaga kelancaran operasional.
Cara Menghitung Buffer Stock
Cara menghitung buffer stock tergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat ketidakpastian dalam permintaan pelanggan, waktu pemesanan dan lainnya. Salah satu pendekatan umum dalam menghitung buffer stock adalah dengan menggunakan metode rata-rata permintaan dan waktu pengiriman. Berikut adalah langkah-langkah umumnya:
1. Hitun g Rata-rata Permintaan
Hitung rata-rata permintaan pelanggan untuk suatu periode waktu tertentu, misalnya bulan lalu. Ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan jumlah produk yang terjual setiap hari atau setiap minggu, kemudian dibagi dengan jumlah hari atau minggu.
2. Hitung Waktu Pengiriman
Hitung waktu rata-rata yang diperlukan untuk memperoleh stok baru setelah memesan kepada pemasok yaitu mencakup waktu pengolahan, pengiriman, dan penerimaan barang. Pastikan untuk memperhitungkan waktu pengiriman yang mungkin bervariasi atau memiliki ketidakpastian.
3. Hitung Konsumsi Rata-rata selama Waktu Pengiriman
Rumus buffer stock selanjutnya yaitu kalikan rata-rata permintaan harian dengan waktu pengiriman dalam satu periode. Misalnya, jika rata-rata permintaan harian adalah 50 unit dan waktu pengiriman adalah 7 hari, maka konsumsi rata-rata selama waktu pengiriman adalah 50 unit/hari x 7 hari = 350 unit.
4. Tambahkan Buffer untuk Tingkat Ketidakpastian
Tambahkan buffer untuk mengompensasi ketidakpastian dalam permintaan atau waktu pengiriman barang. Faktor buffer ini bisa berupa persentase tertentu dari konsumsi rata-rata selama waktu pengiriman, atau jumlah unit tambahan yang disesuaikan.
5. Hitung Total Stok Keselamatan
Tambahkan buffer stock yang dihitung pada langkah sebelumnya ke konsumsi rata-rata selama waktu pengiriman. Buffer stock artinya dapat memberikan total stok keselamatan yang harus dipertahankan perusahaan.
6. Monitoring dan Evaluasi
Penting untuk terus memonitor dan mengevaluasi efektivitas buffer stock yang diterapkan pada perusahaan. Perusahaan harus melihat apakah tingkat buffer stock yang dipertahankan sudah cukup untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan atau pasokan. Dengan memperhitungkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat menghitung buffer stock yang sesuai dengan kebutuhan operasional dan strategi manajemen produksi.
Perbedaan Buffer Stock dan Safety Stock
Buffer stock dan safety stock adalah dua konsep yang serupa tetapi memiliki perbedaan yang penting dalam konteks manajemen persediaan. Berikut adalah perbedaan safety stock dan buffer stock yang perlu diketahui:
1. Definisi
Buffer stock logistik adalah jumlah persediaan tambahan yang dipertahankan oleh perusahaan di atas tingkat normal untuk mengantisipasi fluktuasi dalam permintaan. Sedangkan, safety stock merupakan persediaan tambahan yang dipertahankan oleh perusahaan untuk melindungi terhadap ketidakpastian dalam pasokan bahan.
2. Fungsi
Buffer stock memiliki fungsi yang lebih luas dan dapat digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi baik dalam permintaan pelanggan maupun dalam pasokan bahan. Sedangkan, safety stock memiliki fungsi yang lebih spesifik untuk melindungi terhadap ketidakpastian dalam pasokan atau pengiriman.
3. Alokasi Persediaan
Buffer stock dapat dialokasikan untuk mengantisipasi fluktuasi baik dalam permintaan pelanggan maupun dalam pasokan bahan. Sedangkan, safety stock dialokasikan khusus untuk melindungi terhadap ketidakpastian dalam pasokan bahan atau barang jadi. Dalam praktiknya, perusahaan mungkin menggunakan kedua konsep ini secara bersamaan tergantung pada kebutuhan operasional dan strategi manajemen. Namun, penting untuk memahami perbedaan antara keduanya agar dapat menerapkan strategi persediaan yang efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan bahwa buffer stock adalah jumlah persediaan tambahan yang dipertahankan di atas tingkat normal untuk mengantisipasi fluktuasi dalam permintaan. Dengan memiliki stok tambahan, perusahaan dapat menjaga kelancaran operasional bahkan ketika terjadi ketidakpastian dalam lingkungan bisnis. Secara umum, dengan memahami pentingnya buffer stock dan mengelolanya dengan bijaksana, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam operasinya.