Barang substitusi merupakan salah satu produk yang banyak dicari. Hal ini karena barang ini dapat menjadi pengganti barang yang sudah langka. Dengan begitu, keberlangsungan hidup dapat bertahan dengan baik. Pasalnya, masih bisa digantikan dengan produk lainnya yang serupa. Untuk itu, penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan barang substitusi.
Apa itu Barang Substitusi?
Barang substitusi adalah barang yang berperans ebagai penukar atau pengganti. Sehingga dapat diartikan bahwa produk ini merupakan jasa atau barang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi, pemainnya dapat digantikan. Meskipun begitu, barang ini tidak dapat dianggap sebagai barang sepele.
Baca Juga : Menggali Peluang Bisnis Sebagai Reseller Barang Import
Hal ini karena memiliki nilai kegunaan yang berarti. Selain itu, barang substitusi memiliki peran sebagai kompetitor di dalam pasar. Sehingga keberadaannya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Hal ini karena perusahaan ini menyediakan barang yang menguntungkan bagi kehidupan masyarakat. Dengan begitu, penting untuk memahami barang substitusi dan komplementer.
Ciri-ciri Barang Substitusi
Anda perlu memahami lebih jauh supaya dapat mengenai ciri barang substitusi dengan mudah. Selain itu, Anda juga dapat memahami jenis barang apa saja yang memang sesuai dengan pasar. Untuk lebih jauhnya simak ulasan berikut ini dulu!
1. Barang yang mengalami kelangkaan
Setelah mengetahui, apa yang dimaksud barang substitusi sekarang saatnya untuk mengetahui cirinya. Untuk dirinya sendiri yaitu barang yang mengalami kelangkaan. Sehingga, barang substitusi dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga tidak heran apabila barang ini akan banyak dicari.
Pasalnya, jika sebuah barang mengalami kelangkaan dan itu sangat dibutuhkan, maka masyarakat secara tidak langsung akan mencari barang yang bersangkutan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Memiliki fungsi yang sama
Jenis yang kedua yaitu barang substitusi memiliki fungsi atau manfaat yang sama dengan barang yang memang biasanya dibutuhkan. Sehingga, barang ini juga banyak dicari oleh masyarakat atau target market untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Anda juga dapat memahami perbedaan barang substitusi dan komplementer sehingga dapat membedakannya dengan mudah.
3. Memiliki kualitas yang sama
Meskipun memang barang pengganti, tetapi kualitasnya sendiri tidak boleh lebih buruk daripada kualitas dari barang aslinya. Bahkan supaya dapat menjadi daya tarik bagi konsumen, sebaiknya Anda menyiapkan bahan yang memiliki kualitas yang jauh lebih baik daripada aslinya.
Dimana hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi preferensi atau keinginan dari target market saat memilih barang pengganti yang sedang mengalami kelangkaan. Anda juga dapat memahami lebih jauh dari contoh barang substitusi dan komplementer.
4. Barang yang mudah digantikan
Ciri selanjutnya dari barang substitusi yaitu mudah untuk digantikan. Hal ini karena produk ini sendiri mudah untuk siapa saja peroleh dan banyak bermunculan di masyarakat dengan fungsi yang sama. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat atau target market memiliki peluang untuk mencoba banyan produk serupa dengan fitur atau manfaat yang berbeda-beda. Sehingga tidak heran apabila, loyalitas atau kesetian dari konsumen susah untuk terjadi.
5. Memiliki fungsi yang sama
Seperti yang sudah dibahas, sebelum-sebelumnya bahwa barang ini memiliki fungsi yang sama. Sehingga barang yang disediakan haruslah memiliki manfaat yang sama. Sehingga dengan keberadaannya persaingan akan jauh lebih kompetitif. Dengan begitu, hal tersebut dapat berdampak pada keberadaan barang yang ada di pasar.
Jenis Barang Substitusi
Setelah Anda pengertian barang substitusi dan ciri-cirinya, maka sekarang saatnya untuk mengetahui lebih jauh dari jenisnya. Dimana jenis dari barang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu Substitusi Sempurna dan Substitusi tidak sempurna. Untuk lebih memahaminya, simak ulsan berikut ini dulu yuk!
1. Barang substitusi sempurna
Barang substitusi sempurna adalah sebuah barang yang memiliki sifat yang identic dengan barang asilinya. Dengan kata lain, bahwa barang ini memiliki kesamaan dari manfaat, bentuk, sampai dengan fungsinya. Dengan begitu, barang ini dapat digunakan oleh konsumen dengan cara yang sama dengan barang aslinya.
Misalnya, salah satu contoh barang substitusi dari jenis barang ini yaitu smartphone. Dimana terdapat smartphone yang memiliki sistem operasi Android, tetapi ada juga yang menggunakannya dengan sistem operasi iOS. Meskipun demikian, keduanya dapat Anda gunakan untuk mengirimkan pesan atau melakukan panggilan telepon kepada orang lain.
Selain itu, dari 20 contoh barang substitusi yang diketahui, ada juga contoh barang substitusi yang lainnya selain barang elektronik. Salah satunya, produk sekali pakai seperti halnya tisu. Meskipun memang produk dari barang-barang tersebut berbeda, tetapi Anda dapat menggunakan seperti halnya tisu pada umumnya. Pasalnya, bentuk dan kegunaannya pun sama.
Baca Juga : Apa Saja Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan PPN?
2. Barang Substitusi tidak sempurna
Kemudian jenis yang kedua yaitu tidak sempurna, dimana ini artinya barang tersebut memiliki kemirian atau dekat dengan barang yang aslinya. Hal ini karena Tingkat substitusinya jauh lebih rendah daripada aslinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa barang ini memiliki karakteristik yang mirip dengan barang asli.
Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa barang tersebut sama. Dengan begitu, konsumen perlu memilikinya secara teliti karena bisa saja, terdapat fitur atau manfaat yang berbeda meskipun itu hanya berbeda tipis. Untuk 10 contoh barang substitusi salah satunya yaitu buku dengan versi cetak atau digital. Meskipun kedua barang tersebut sama-sama buku, tetapi memiliki perbedaan dari bentuk, prinsip kerja, dan harga.
Sehingga konsumen perlu mempertimbangkan untung maupun rugi yang mungkin akan diterima oleh konsumen. Selain itu, contoh lain dari 25 contoh barang substitusi yaitu AC atau alat pendingin ruangan dan kipas angin. Seperti yang diketahui bahwa kedua alat tersebut memang berbeda. Baik dari bentuk, fitur, hingga dengan cara kerjanya. Dimana kedua alat tersebut sama-sama membutuhkan listrik untuk menghidupkannya. Namun, terdapat beberapa fitur yang berbeda dari keduanya.