Di tengah persaingan kerja yang ketat, menjadi sociopreneur menjadi pilihan yang tepat karena bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Tak hanya mendapatkan keuntungan saja, seorang sociopreneur juga bertujuan untuk membuat bisnis yang bermanfaat buat masyarakat dan lingkungan. Untuk menjadi seorang sociopreneur tentu bukanlah perkara yang mudah karena diperlukan kerja keras dan kerja cerdas.
Apa Itu Sociopreneur?
Pengertian sociopreneur adalah suatu istilah yang menggabungkan dua kata yaitu sosial dan entrepreneur sehingga tidak hanya melulu soal keuntungan. Secara umum, sociopreneur merujuk pada seseorang atau kelompok yang memadukan tujuan sosial dan tujuan bisnis dalam usaha atau kegiatan mereka. Sociopreneur berfokus pada menciptakan dampak positif dalam masyarakat sambil tetap menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Baca Juga : Wirausaha: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Wirausaha
Para sociopreneur mungkin memiliki misi untuk memecahkan masalah sosial atau lingkungan tertentu melalui inovasi bisnis mereka. Mereka mungkin menciptakan produk atau layanan yang tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan manfaat sosial atau lingkungan. Sociopreneur berusaha untuk mencapai keseimbangan antara mencapai tujuan bisnis dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
Perbedaan Sociopreneur dan Entrepreneur
Perbedaan antara “sociopreneur” dan “entrepreneur” mencakup fokus utama dari kegiatan bisnis, tujuan, dan dampak yang diinginkan. Berikut adalah beberapa perbedaan kunci antara keduanya:
1. Tujuan Utama
- Entrepreneur: Fokus utama seorang entrepreneur adalah menciptakan dan mengembangkan bisnis yang menghasilkan keuntungan finansial.
- Sociopreneur: Fokus utama seorang sociopreneur adalah menciptakan dampak positif dalam masyarakat atau lingkungan sambil tetap menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
2. Orientasi Bisnis
- Entrepreneur: Lebih berorientasi pada pertumbuhan bisnis dan keuntungan finansial.
- Sociopreneur: Lebih berorientasi pada pencapaian tujuan sosial atau lingkungan, selain mencapai keberlanjutan finansial.
3. Dampak Sosial atau Lingkungan
- Entrepreneur: Dampak sosial atau lingkungan mungkin bukan fokus utama, meskipun beberapa entrepreneur dapat memilih untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan.
- Sociopreneur: Dampak positif dalam masyarakat atau lingkungan adalah fokus utama, dan bisnisnya dirancang untuk memberikan solusi atau kontribusi positif terhadap masalah sosial.
4. Pengukuran Keberhasilan
- Entrepreneur: Keberhasilan sering diukur dengan pertumbuhan bisnis, laba, dan nilai pasar.
- Sociopreneur: Keberhasilan sering diukur dengan dampak positif yang dihasilkan dalam masyarakat atau lingkungan, selain parameter keuangan.
5. Risiko dan Inovasi
- Entrepreneur: Lebih berfokus pada inovasi produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mengatasi risiko bisnis.
- Sociopreneur: Inovasi mungkin lebih terkait dengan penyelesaian masalah sosial atau lingkungan, dan risiko bisa melibatkan tantangan dalam menciptakan perubahan positif.
Meskipun ada perbedaan ini, perlu diingat bahwa batasan antara sociopreneur dan entrepreneur tidak selalu jelas.
Ada kemungkinan overlap di mana bisnis dapat mencapai keuntungan finansial sambil tetap memperhatikan tanggung jawab sosial atau lingkungan.
Karakteristik Sociopreneur Dalam Berbisnis
Sociopreneur memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari entrepreneur tradisional, karena mereka fokus pada tujuan sosial atau lingkungan. Beberapa karakteristik kunci dari sociopreneur dalam berbisnis meliputi:
1. Tujuan Sosial atau Lingkungan
Sociopreneur memiliki tujuan utama untuk mencapai dampak positif dalam masyarakat atau lingkungan. Mereka terlibat dalam kegiatan bisnis dengan hasrat untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah sosial atau lingkungan.
2. Inovasi Sosial
Secara umum, sociopreneur seringkali menggunakan inovasi sosial dalam pendekatan bisnis mereka. Mereka menciptakan solusi kreatif untuk masalah-masalah sosial dengan menggunakan strategi bisnis yang berbeda dan unik.
3. Keberlanjutan
Sociopreneur mementingkan keberlanjutan dalam dua aspek yaitu keberlanjutan bisnis finansial dan keberlanjutan dampak sosial atau lingkungan. Mereka berusaha membangun bisnis yang tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial tetapi juga dapat berlangsung dalam jangka panjang.
4. Pendekatan Berbasis Komunitas
Sociopreneur sering membangun dan menggandeng komunitas lokal atau kelompok-kelompok yang terkena dampak langsung oleh masalah yang ingin mereka atasi. Pendekatan ini membantu menciptakan solusi yang lebih relevan dan berkelanjutan.
5. Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)
Sociopreneur secara aktif melibatkan pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, konsumen, mitra bisnis, dan pihak lain yang terlibat. Mereka berusaha memahami dan memenuhi kebutuhan dan harapan semua pihak terlibat.
6. Transparansi dan Akuntabilitas
Seorang sociopreneur biasanya menekankan pada transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis. Mereka berkomitmen untuk mengungkapkan informasi terkait kinerja sosial dan lingkungan mereka kepada publik.
7. Kesadaran Sosial dan Etika Bisnis
Sociopreneur memahami dampak sosial dan lingkungan dari keputusan bisnis yang diambil. Etika bisnis dan tanggung jawab sosial menjadi bagian integral dari keputusan dan tindakan mereka.
8. Kemampuan Beradaptasi dan Fleksibilitas
Sociopreneur harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Fleksibilitas dalam merespons perubahan dan tantangan adalah keterampilan kunci.
9. Kolaborasi
Sociopreneur sering melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-profit, dan sektor swasta lainnya. Kolaborasi ini memungkinkan mereka untuk mencapai dampak yang lebih besar.
Melalui karakteristik ini, sociopreneur menciptakan model bisnis yang lebih berorientasi pada nilai-nilai sosial dan lingkungan. Tak hanya itu, sociopreneur berusaha mencapai keseimbangan antara keberlanjutan finansial dan dampak positif.
Contoh Sociopreneur
Sudah banyak tokoh atau perusahaan yang dapat dianggap sebagai sociopreneur karena mereka menunjukkan komitmen kuat terhadap pencapaian tujuan sosial atau lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh tokoh atau perusahaan yang disebut sociopreneur:
1. Muhammad Yunus – Grameen Bank
Yunus adalah seorang sociopreneur yang mendirikan Grameen Bank di Bangladesh. Grameen Bank memberikan pinjaman kecil kepada orang-orang miskin, khususnya wanita, untuk membantu mereka memulai usaha kecil.
Pendekatannya yang inovatif terhadap pembiayaan mikro telah memberikan dampak positif pada masyarakat.
2. Blake Mycoskie – TOMS Shoes
Mycoskie mendirikan TOMS Shoes dengan model bisnis “One for One,” di mana setiap pasang sepatu yang dibeli, TOMS akan memberikan satu pasang sepatu kepada anak-anak yang membutuhkan. Ini adalah salah satu contoh usaha sociopreneur, bagaimana sebuah perusahaan dapat mengintegrasikan tujuan sosial dalam bisnisnya.
Baca Juga : Cara Menentukan Target Penjualan yang Tepat bagi Bisnis Anda
3. Patagonia – Yvon Chouinard
Patagonia, perusahaan pakaian dan perlengkapan luar, dipimpin oleh Yvon Chouinard, dikenal karena komitmennya terhadap keberlanjutan dan lingkungan.
Patagonia mengambil langkah-langkah progresif dalam praktik bisnis berkelanjutan, termasuk kampanye “Don’t Buy This Jacket” yang mendorong konsumen untuk membeli produk hanya jika mereka benar-benar membutuhkannya.
4. Arunachalam Muruganantham – Jayaashree Industries
Muruganantham adalah sociopreneur India yang menciptakan mesin pembuat pembalut wanita yang terjangkau. Usahanya untuk meningkatkan kesehatan dan kehidupan perempuan di pedesaan India telah mendapat pengakuan luas.
5. Warby Parker
Warby Parker adalah perusahaan kacamata yang menyediakan model bisnis “Buy a Pair, Give a Pair.” Setiap kali seseorang membeli sepasang kacamata, Warby Parker menyumbangkan sepasang kacamata kepada mereka yang membutuhkannya di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh ini mencerminkan berbagai cara di mana sociopreneur dapat memadukan kegiatan bisnis dengan dampak positif dalam masyarakat atau lingkungan.