Cara menghitung omset biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah pendapatan kotor suatu usaha. Dimana hasil besaran omset ini nantinya akan berguna untuk membandingkan jumlah keuntungan dari semua biaya operasional. Sebagai acuan atau tolok ukur kesuksesan yang dapat diraih oleh sebuah bisnis.
Istilah omset sendiri merujuk pada semua hasil maupun pendapatan bisnis baik yang kotor atau bersih. Agar mengetahui grafik pertumbuhan bisnis berdasarkan pendapatan. Sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk penilaian produk atau jasa kedepannya. Meliputi bagaimana cara meningkatkan penjualan untuk mendapat hasil omset yang lebih tinggi.
Pengertian Omset
Omset adalah besaran uang yang didapatkan dari hasil penjualan produk atau jasa suatu bisnis dalam periode tertentu. Baik itu harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan yang belum dikurangi pembayaran beban atau biaya lainnya. Seperti biaya sewa gedung, operasional meliputi dana untuk listrik, pemasaran, gaji karyawan, sampai dengan retribusi kebersihan.
Baca Juga : Cara Meningkatkan Omset Penjualan Online, Mudah!
Oleh karena itu, omset juga sering dikatakan sebagai pendapatan kotor dari suatu usaha. Namun, tidak sedikit pebisnis yang selalu mengupayakan untuk terus meningkatkan omset karena memperkirakan keuntungan. Alasannya karena, semakin besar omset maka berbanding lurus dengan keuntungan yang akan diperoleh.
Padahal besaran omzet tidak menjamin hal tersebut, apabila arus kas keluar lebih banyak dibanding pemasukan. Setelah melihat buku catatan rugi untung bersih yang terdapat pada riwayat perhitungan debit kredit akuntansi. Hal ini karena, konsep perhitungan omset juga tidak dapat dijadikan patokan untuk mengukur nilai kesuksesan yang diraih bisnis.
Pasalnya perhitungan omset saja belum memberikan gambaran pasti mengenai pendapatan bersih yang dihasilkan. Contoh omset seperti pada kasus penjualan produk kecantikan yang mendapat hasil 100 juta dalam satu bulan, tetapi memiliki arus kas kredit mencapai 80 juta. Meliputi biaya marketing sebesar 40 juta, gaji karyawan 25 juta, 15 juta untuk operasional, dan keuntungan hanya 20 juta.
Cara Menghitung Omset
Adapun cara menghitung omset dapat dihitung berdasarkan rumus pengalian total produk yang terjual dikalikan dengan harga jual. Dimana rumus omset ini termasuk cara menghitung yang paling sederhana untuk mengetahui jumlah pendapatan bisnis selama periode tertentu. Namun, untuk perhitungan omset yang digunakan perusahaan besar biasanya sedikit lebih kompleks.
1. Menghitung Omset Harian
Cara menghitung omzet per hari masih dapat dihitung menggunakan rumus sederhana tersebut, yakni : Omset = Jumlah Produk x Harga Jual. Anda bisa menggunakan rumusnya untuk studi kasus berikut. Toko Tugu Lawak rata-rata mampu menjual produk makanan khas yang terbuat dari aci selama satu hari sebanyak 150 biji dengan harga satunya sebesar Rp 5000
Maka, cara menghitung omset perhari dari Toko Tugu Lawak tinggal mengalikan jumlah produk dan harga jual (150 × 5.000 = 750.000). Jadi pendapatan atau omset Toko Tugu Lawak rata-rata per harinya sebesar Rp750.000.
Cara menghitung omset per hari ini berlaku untuk semua perhitungan produk atau jasa bisnis bagi skala kecil, menengah, maupun besar. Meskipun total produk akan jauh lebih banyak dan harga mungkin jadi lebih tinggi, tetapi untuk cara menghitung omset harian akan sama saja.
2. Menghitung Omset Mingguan
Rumus menghitung omset mingguan yang dapat Anda ketahui tinggal mengalikan total pendapatan harian dengan jumlah hari. Omset = Jumlah Produk × Harga Jual × 7 Hari (Satu Minggu) atau 14 hari (Dalam Dua Minggu).
3. Menghitung Omset Bulanan
Perhitungan omset bulanan bisa didapatkan dari totalan pendapatan kotor harian yang dikali 30 hari. Cara menghitung omset bulanan ini sama seperti perhitungan lainnya. Anda perlu mengetahui harga jual dan berapa banyak produk yang terjual.
Contohnya, cara menghitung omset bulanan untuk kasus toko semen. Toko ABC menawarkan harga satu sak semen seharga Rp. 1.000.000 dan dalam satu bulan mampu menjual 150 sak. Berarti totalan omset yang didapat Toko ABC adalah 150 x 1.000.000 = Rp. 150.000.0000.
Cara menghitung omset perbulan untuk contoh di atas berlaku jika toko hanya menjual satu produk dengan harga sejenis. Namun, jika ada beberapa produk dan variasi harga maka perhitungannya bisa menggunakan rumus ini. Omset = (produk A x harga jual) + (produk B x harga jual) + sampai seterusnya (berdasarkan banyaknya produk) × 30 hari.
4. Menghitung Omset Tahunan
Cara menghitung omset penjualan selama satu tahun bisa dirumuskan dengan perhitungan jumlah produk dikali harga jual lalu kali 12 bulan. Agar Anda memahami secara jelas, simak contoh di bawah ini :
Sebuah UKM yang bergerak di bidang penjualan souvenir mampu menjual produk gantungan kunci sebanyak 250 buah selama satu bulan dengan masing-masing harga Rp10.000. Maka untuk menghitung omset penjualan setahun dapat dirumuskan : 250 x 10.000 x 12 = 30.000.000. Berarti perkiraan laporan omset UMKM tersebut selama satu tahun sebesar Rp30.000.000.
Rumus menghitung omset yang satu ini dapat digunakan bila ada perhitungan satu bulan terlebih dahulu. Sebelum menghitung omzet penjualan produk Anda selama setahun. Selain itu, cara menghitung omzet penjualan satu tahun juga dapat dilakukan dengan menghitung total pendapatan kotor per hari dikali 360 hari.
5. Menghitung Persentase Omset
Cara menghitung omzet penjualan per bulan juga dapat dipresentasikan melalui perbandingan banyaknya produk. Sebagaimana contoh dari cerita Toko Frozen Food Rumahan yang mana mampu menjual produk 150 pak nugget ayam di bulan November. Lalu mengalami peningkatan penjualan menjadi 250 pak di bulan Desember dengan harga Rp25.000 per pak.
Perhitungan persentase kenaikan omset perbulan tersebut adalah : (Akhir – Awal) / awal x 100% = (250-150) / 150 x 100% =100 /150 x 100% = 0.6 × 100% = 60℅. Alhasil selisih kenaikan omset Toko Food Frozen Rumahan itu adalah sebesar 60%.
Baca Juga : 9 Cara Jitu Mendapatkan Penghasilan Tambahan
Kesimpulan
Cara membuat omset penjualan di atas dapat disesuaikan dengan masing-masing keadaan perusahaan. Dimana setiap perusahaan pasti menawarkan produk dan harga yang berbeda-beda. Belum lagi jika perusahaan yang memang memiliki banyak item produk, bisa dipastikan memerlukan perhitungan omset terperinci.
Selain itu, menghitung omzet juga memang dapat menggunakan perhitungan manual secara langsung melalui pengecekan kas debit. Tanpa melibatkan jumlah produk ataupun harga jual, tetapi perhitungan ini kemungkinan kurang cocok jika digunakan perusahaan besar. Sebagai antisipasi menghindari kesalahan perhitungan dan untuk mengefektifkan waktu kerja.
Sementara cara menghitung omset dan profit sendiri memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dimana perhitungan profit dapat dihasilkan jika sudah mengurangi semua biaya pengeluaran. Berdasarkan pendapatan penjualan yang dikurangi harga pokok jual, beban operasional, pajak penghasilan (PPH), biaya kerugian dan lainnya.Cara menghitung omset ini perlu dipahami lebih baik agar kegiatan operasional usaha menjadi terstruktur. Antara kas debit dan kredit yang menjadi salah-satu penguat kegiatan usaha dapat berjalan lancar. Bahkan jika perlu Anda juga dapat membuat tabel omset penjualan untuk menjadi motivasi dan evaluasi.