Safety stock adalah persediaan tambahan yang dipertahankan oleh perusahaan guna mengantisipasi perubahan permintaan atau keterlambatan pasokan. Ini berfungsi sebagai langkah pencegahan terhadap kekurangan stok dan menjaga kelancaran aktivitas bisnis. Dalam dunia bisnis yang penuh tantangan, mengetahui cara menghitung safety stock secara benar sangat penting untuk menjaga kelancaran operasi dan memastikan pelanggan tetap puas.
Lantas apa saja rumus safety stock dan cara menghitung safety stock? Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas mengenai cara menghitung safety stock dan faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya safety stock untuk menjaga kelancaran operasional bisnis tanpa hambatan.
Cara Menghitung Safety Stock
Safety stock membantu mencegah kehabisan persediaan akibat ketidakpastian. Berikut adalah rumus untuk cara menghitung safety stock:
Baca Juga : Apakah Penerima Paket dari Luar Negeri Harus Bayar?
1. Rumus Dasar
Cara menghitung safety stock pertama yaitu dengan menggunakan rumus safety stock dasar. Berikut ini adalah rumus yang bisa digunakan;
Safety Stock = (penjualan harian maksimum x waktu tunggu maksimum) – (penjualan harian rata-rata x waktu tunggu rata-rata).
Mengidentifikasi angka penjualan harian maksimum dan waktu tunggu maksimum sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu melihat data penjualan dalam periode tertentu, misalnya tiga bulan, sebagai contoh. Hari mana pun selama periode itu di mana Anda mencatat penjualan tertinggi akan menjadi titik puncak penjualan harian Anda.
Selama rentang waktu yang sama, periksa berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman barang setelah Anda melakukan pesanan. Waktu pengiriman terlama di antara semua pengiriman akan menjadi batas waktu maksimum yang perlu Anda pertimbangkan.
2. Rumus Persediaan Cadangan Tetap
Cara menghitung safety stock selanjutnya adalah perhitungan safety stock menggunakan rumus persediaan cadangan tetap. Konsep ini akan berlaku untuk semua jenis produk atau barang yang dipegang dan disimpan sebagai cadangan untuk setiap item yang ada. Meskipun tidak ada rumus khusus yang akan disertakan dalam hal ini, Anda masih dapat menghitungnya dengan metode berikut:
Stok cadangan tetap = jumlah hari x rata-rata penjualan harian stok cadangan tetap = Jumlah hari x penjualan harian maksimum
Sebagai contoh perhitungan safety stock, Anda memutuskan untuk menyimpan stok barang selama 10 hari. Sedangkan rata-rata penjualan harian adalah 9 dan penjualan harian maksimum mencapai 17.
Dalam situasi ini, dapat dilihat bahwa stok cadangan tetap akan berada di kisaran antara 190 dan 170. Rumus ini pada akhirnya akan berdasarkan asumsi terbaik dari pelaku bisnis yang menggunakannya, dan tidak akan memperhitungkan waktu tunggu dari pemasok yang terlibat.
3. Rumus Heizer dan Render
Rumus safety stock yang bisa digunakan selanjutnya adalah Heizer dan Render. Pada umumnya, rumus Heizer dan Render ini dimanfaatkan untuk menghitung jumlah stok ketika terdapat variasi signifikan dalam jadwal pasokan. Berikut adalah cara menghitung safety stock menggunakan rumus ini, yaitu sebagai berikut:
Safety Stock = Skor Z x deviasi standar dalam lead time
Skor Z adalah faktor tingkat layanan yang diinginkan, atau dapat diartikan sebagai berapa banyak deviasi standar yang berada di atas rata-rata permintaan. Semakin kecil skor Z, semakin tinggi risiko kehabisan stok. Ini karena produk dengan nilai tertinggi dalam persediaan akan membutuhkan skor Z yang lebih tinggi. Adapun deviasi standar dalam lead time menggambarkan seberapa sering dan dalam tingkat apa rata-rata lead time dari pemasok berbeda dari lead time yang sebenarnya.
4. Rumus Berbasis Waktu
Cara menghitung safety stock yang berikutnya adalah dengan rumus berbasis waktu. Dengan menggunakan rumus ini, Anda dapat menghitung tingkat persediaan cadangan selama jangka waktu tertentu. Rentang waktu ini akan ditentukan berdasarkan estimasi permintaan di masa mendatang. Adapun yang perlu diperhatikan dalam rumus safety stock ini adalah;
- Data historis tentang permintaan dan penjualan produk. Ini mencakup informasi tentang produk yang terjual serta produk yang mengalami persediaan rendah atau habis.
- Estimasi permintaan untuk periode mendatang. Pelaku bisnis dapat menerapkan berbagai metode perkiraan permintaan, seperti teknik barometric, proyeksi tren, dan riset pasar. Ini bertujuan untuk memprediksi potensi permintaan di masa depan.
5. Rumus Greasley
Rumus safety stock yang bisa digunakan dalam cara menghitung safety stock adalah dengan formula Greasley. Rumus Greasley ini mempertimbangkan faktor waktu tunggu dan variasi dalam permintaan, yang menghasilkan metode yang lebih presisi dalam menghitung stok keselamatan. Namun, metode ini tidak memasukkan persediaan yang sedang dalam proses produksi dan belum siap untuk dijual. Di bawah ini adalah rumus safety stock Greasly;
Safety Stock = Skor Z x standar deviasi dalam lead time x permintaan rata-rata
Di sisi lain, permintaan terhadap produk dapat mengalami fluktuasi periodik atau bahkan musiman. Sebagai contoh, barang-barang perlengkapan sekolah yang sangat terkait dengan awal dan akhir tahun ajaran.
5. Economic Order Quantity (EOQ)
Cara menghitung safety stock yang selanjutnya adalah dengan rumus safety stock economic order quantity, yang mengacu pada jumlah optimal produk yang sebaiknya dibeli. Konsep persediaan optimal ini bertujuan untuk mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan, termasuk biaya pemesanan, biaya penyimpanan, serta biaya kekurangan stok dan pengaturan pesanan. Berikut adalah rumus safety stock EOQ:
Economic Order Quantity (EOQ) = Akar kuadrat dari (2 x biaya pemesanan per pesanan x tingkat permintaan) / biaya penyimpanan
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Besar atau Kecilnya Safety Stock
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi safety stock, yaitu sebagai berikut;
1. Variabilitas Permintaan
Variabilitas dalam permintaan dari pelanggan merupakan salah satu elemen utama yang berpengaruh terhadap besarnya stok cadangan yang diperlukan. Semakin tinggi variasi permintaan, semakin besar pula kebutuhan akan adanya stok cadangan. Dengan adanya stok cadangan, perusahaan dapat menghadapi kenaikan permintaan yang tiba-tiba tanpa menghadapi situasi kehabisan stok.
Baca Juga : Maksimalkan Efisiensi Bisnis: 8 Manfaat Luar Biasa dari Safety Stock!
2. Lead Time
Lead time merupakan interval waktu yang diperlukan mulai dari saat pemesanan dilakukan hingga barang berhasil diterima. Semakin panjang lead time, semakin tinggi potensi terjadinya variasi dalam permintaan atau pasokan selama periode tersebut berlangsung. Situasi ini berdampak pada ukuran stok cadangan yang dibutuhkan agar tercukupi.
3. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan stok cadangan juga memainkan peran penting dalam menentukan besarnya safety stock. Semakin besar stok cadangan, semakin tinggi biaya penyimpanannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari keseimbangan antara biaya penyimpanan dan risiko kekurangan stok.
Demikianlah ulasan kali ini mengenai 6 cara menghitung safety stock. Dengan memahami konsep safety stock dan cara menghitungnya, bisnis Anda dapat lebih baik dalam menjaga ketersediaan stok. Hal ini akan memiliki pengaruh positif pada kepuasan pelanggan, efisiensi produksi, serta kelancaran keseluruhan aliran pasokan.