Dalam ranah akuntansi serta pengaturan persediaan, metode Last In First Out (LIFO) adalah prinsip yang memiliki signifikansi penting. Prinsip ini memiliki pengaruh yang substansial pada cara perusahaan mengatur stok mereka serta melaporkan laporan keuangan mereka. Tulisan ini akan mengulas dengan mengenai apa itu metode LIFO, fungsi, cara menghitung, serta kelebihan dan kekurangan dari metode LIFO. Yuk simak artikel di bawah ini!
Apa yang dimaksud dengan Metode LIFO?
Metode LIFO adalah salah satu cara perusahaan mengukur biaya barang yang dijual atau digunakan dalam proses produksi. Dasar dari metode ini adalah bahwa barang atau bahan yang terakhir masuk atau dibeli akan dianggap sebagai yang pertama digunakan atau dikeluarkan. Dengan kata lain, dalam metode LIFO, stok yang dijual atau digunakan diasumsikan berasal dari stok terbaru, sementara stok yang lebih lama tetap ada.
Metode LIFO mengoperasikan gagasan bahwa barang-barang yang lebih lama cenderung memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan barang-barang yang lebih baru. Oleh karena itu, ketika perusahaan menghitung biaya barang yang dijual atau digunakan, biaya barang terbaru yang lebih tinggi akan diterapkan, yang berpotensi mengakibatkan laba yang lebih rendah yang tercatat dalam laporan keuangan.
Baca Jufa : Mengenal Metode FIFO dan FEFO dalam Manajemen Persediaan Barang
Fungsi Metode LIFO
Fungsi Metode LIFO (Last-In, First-Out) dalam bidang pengelolaan persediaan mencakup berbagai aspek yang penting. Di bawah ini adalah beberapa peran utama dalam metode LIFO:
1. Penilaian Persediaan yang Realistis
Metode LIFO memungkinkan perusahaan untuk menilai persediaan mereka dengan cara yang mencerminkan biaya yang lebih baru atau lebih tinggi. Ini berguna terutama ketika harga barang cenderung naik seiring berjalannya waktu. Dengan prinsip bahwa barang terbaru yang dibeli adalah yang pertama digunakan, perusahaan dapat menghindari menilai persediaan mereka dengan nilai yang sudah usang dan tidak akurat.
2. Pengurangan Beban Pajak
Fungsi selanjutnya dari Metode LIFO adalah pengurangan beban pajak. Di banyak negara, penggunaan Metode LIFO dapat mengurangi laba yang dicatat dalam laporan keuangan, yang pada akhirnya mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Inilah alasan mengapa banyak perusahaan memilih Metode LIFO, terutama ketika harga barang terus meningkat seiring waktu.
3. Manajemen Persediaan
Metode LIFO dapat membantu perusahaan dalam mengelola persediaan mereka. Dalam beberapa situasi, perusahaan mungkin ingin menjaga tingkat persediaan yang lebih tinggi, entah untuk tujuan strategis atau untuk menghindari kekurangan stok. Dengan Metode LIFO, biaya yang lebih tinggi dari persediaan yang lebih baru tetap dalam catatan, yang dapat membantu mengurangi beban pajak dan memungkinkan perusahaan untuk menjaga tingkat persediaan yang lebih besar.
4. Manajemen Laba
Penggunaan Metode LIFO juga dapat mempengaruhi manajemen laba perusahaan. Dengan menerapkan biaya yang lebih tinggi dalam perhitungan biaya barang yang dijual, perusahaan dapat melaporkan laba yang lebih rendah dalam laporan keuangan mereka. Ini bisa berguna dalam situasi di mana perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang lebih konservatif kepada pemangku kepentingan atau untuk menghindari tekanan untuk membayar dividen yang tinggi.
Cara Menghitung Metode LIFO
Contoh cara menghitung metode LIFO adalah sebagai berikut:
Terdapat 8 laptop dengan harga Rp. 5.000.000 per unit, sehingga saldo akuntansi untuk HPP adalah Rp. 40.000.000.
Kemudian, dari pembelian pertama, masih tersisa 2 laptop dengan harga Rp. 4.000.000 per unit, dan dari pembelian kedua, tersisa 5 laptop dengan harga Rp. 5.000.000 per unit.
Maka, saldo akuntansi akun Persediaan adalah:
= (2 laptop x Rp. 4.000.000) + (5 laptop x Rp. 5.000.000)
= Rp. 8.000.000 + Rp. 25.000.000
= Rp. 33.000.000
Jadi, saldo akuntansi akun persediaan menggunakan metode LIFO adalah Rp. 33.000.000.
Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO
Terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing dari metode LIFO, yaitu sebagai berikut;
Kelebihan Metode LIFO:
- Pengorganisasian barang dalam penyimpanan menjadi lebih sederhana.
- Pengurangan pembayaran pajak dapat dilakukan.
- Potensi untuk mendapatkan keuntungan penjualan yang besar dengan mengikuti tren yang sedang populer.
- Kemampuan untuk melakukan perbandingan yang lebih mudah antara biaya dan pendapatan saat ini.
- Laba operasional tetap stabil tanpa terpengaruh oleh inflasi atau fluktuasi harga.
Kekurangan Metode LIFO:
- Pencatatan barang jadi menjadi lebih kompleks karena berlawanan dengan pergerakan persediaan yang masuk dan keluar dari penyimpanan.
- Biaya pencatatan cenderung meningkat karena menerapkan metode yang rumit.
- Keuntungan yang dihasilkan relatif kecil.
Contoh Metode LIFO
Berikut adalah contoh penerapan dari rumus metode LIFO:
Contoh perusahaan yang memiliki persediaan sepatu dengan beberapa transaksi pembelian sebagai berikut:
Pembelian pertama: Membeli 100 pasang sepatu dengan harga Rp. 50.000 per pasang.
Pembelian kedua: Membeli 200 pasang sepatu dengan harga Rp. 55.000 per pasang.
Pembelian ketiga: Membeli 150 pasang sepatu dengan harga Rp. 60.000 per pasang.
Baca Juga : Distribusi Tidak Langsung: Metode, Ciri-ciri, Kelebihan, dan Contohnya
Jika perusahaan menggunakan metode LIFO, mereka akan menganggap bahwa sepatu yang terakhir dibeli adalah yang pertama kali dijual saat menghitung nilai persediaan atau harga pokok penjualan (HPP). Sebagai contoh, jika perusahaan menjual 50 pasang sepatu, maka HPP yang digunakan adalah:
50 pasang x Rp. 60.000 (harga sepatu terakhir dibeli) = Rp. 3.000.000
Dengan demikian, metode LIFO memperhitungkan biaya barang yang dijual berdasarkan harga barang terbaru dalam persediaan.
Penting untuk dicatat bahwa metode LIFO umumnya tidak sesuai dengan praktik akuntansi di banyak negara dan industri tertentu. Ini disebabkan karena metode LIFO dapat menghasilkan pengurangan laba yang lebih besar saat terjadi inflasi, yang dapat berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Sebelum menggunakan metode ini, perusahaan perlu memahami konsekuensinya dan memastikan bahwa metode ini diizinkan sesuai dengan peraturan akuntansi setempat.
Demikianlah ulasan kali ini mengenai metode LIFO yang perlu Anda pahami. Dari contoh-contoh yang telah diberikan, kita bisa menyadari bagaimana metode LIFO berdampak pada penghitungan biaya barang yang terjual dan penilaian persediaan dalam perusahaan. Jika diterapkan dengan bijaksana dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, metode LIFO bisa menjadi sumber daya yang berharga dalam mengelola persediaan dan memberikan laporan tentang kinerja keuangan perusahaan.