Setiap bisnis tentunya bisa mengalami yang namanya kenaikan dan penurunan kondisi, salah satunya adalah dalam bidang keuangan. Mungkin Anda yang pebisnis sangat menghindari financial distress terjadi, sebab jika terdapat kondisi ini, itu berarti perusahaan Anda sedang mengalami penurunan performa dalam hal keuangan perusahaan. Lebih parahnya lagi, kondisi ini bisa saja menyebabkan sebuah bisnis untuk bangkrut.
Lalu apa itu financial distress dan apa penyebabnya sehingga kondisi ini bisa terjadi? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Apa yang dimaksud dengan Financial Distress?
Melansir dari Investopedia, financial distress adalah suatu kondisi di mana perusahaan atau individu tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup, sehingga tidak bisa memenuhi atau membayar kewajibannya. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh biaya tetap yang tinggi, aset yang tidak likuid, atau pendapatan yang sensitif terhadap penurunan ekonomi. Anda sebagai pebisnis perlu peka terhadap financial distress ini, sebab jika tidak terkendali perusahaan Anda berada dalam bahaya.
Apabila tanda-tanda financial distress ini terjadi, kesulitan keuangan perusahaan Anda tidak dapat lagi diatasi karena berbagai kewajiban perusahaan yang sudah terlalu tinggi, sehingga Anda tidak dapat melunasinya. Sebagai jalan keluar, kebangkrutan dari perusahaan menjadi satu-satunya pilihan.
Baca Juga: Analisis Keuangan: Pengertian, Tujuan dan Metode Analisisnya
Jenis-jenis Financial Distress
Adapun jenis-jenis financial distress adalah sebagai berikut;
1. Economic Failure
Jenis yang pertama dari financial distress adalah economic failure. Hal ini berarti bahwa pemasukan perusahaan tidak mampu untuk menutup biaya mereka. Singkatnya, laba yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal. Contoh dari economic failure ini yaitu krisis moneter, serta peningkatan inflasi yang sudah tidak terkendali.
2. Business Failure
Selanjutnya adalah jenis business failure, yang berarti operasi usaha berhenti akibat kerugian untuk kreditur, dan perusahaan dapat dikatakan gagal. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, mulai dari permasalahan di bidang pemasaran, produksi ataupun bidang keuangan itu sendiri.
3. Technical Insolvency
Jenis financial distress yang berikutnya adalah technical insolvency, yang berarti sebuah perusahaan dapat dikatakan mengalami kesulitan keuangan jika tidak memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Kondisi ini menunjukkan bahwa kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, dimana nantinya perusahaan mengumpulkan uang untuk membayar seluruh kewajibannya dan perusahaan tetap beroperasi.
4. Legal Bankruptcy
Jenis financial distress yang berikutnya adalah legal bankruptcy, atau biasa kita sebut dengan bangkrut. Inilah proses hukum yang dimulai saat seseorang atau sebuah bisnis tidak mampu untuk membayar hutang atau kewajiban yang belum dibayar. Biasanya proses bangkrut ini tidak langsung terjadi begitu saja, namun diawali dengan petisi yang diajukan oleh debitur. Kemudian aset kekayaan dari debitur ini dapat digunakan untuk membayar sebagian hutang yang belum dilunasi oleh perusahaan.
5. Bankruptcy Insolvency
Selanjutnya adalah jenis bankruptcy insolvency, yang berarti kepailitan. Mungkin Anda mengira bahwa pailit dan bangkrut sama saja, namun keduanya pada dasarnya memiliki arti yang berbeda. Kepailitan merupakan sebuah kondisi dimana keadaan keuangan seseorang tidak dapat memenuhi pembayaran hutang secara tepat waktu. Sedangkan, bangkrut lebih kepada proses hukum yang terjadi saat perusahaan tidak bisa membayar hutang kepada kreditur.
Tanda-tanda Perusahaan Kena Financial Distress
Lantas bagaimana tanda-tanda sebuah perusahaan terkena financial distress ini? Berikut adalah daftar tandanya;
1. Arus Kas Bermasalah
Tanda pertama dari perusahaan yang terkena financial distress adalah dari arus kas yang tidak normal. Ini bisa dilihat dari perusahaan yang kekurangan uang tunai. Semua bisnis mengalami penurunan berkala ketika uang tunai terbatas. Namun, jika kondisi ini terus terjadi, bisnis akan terkena masalah.
2. Gagal Membayar Tagihan
Tanda selanjutnya dari perusahaan yang terkena financial distress adalah kondisi gagal membayar tagihan. Ini terjadi ketika semua orang di perusahaan melewatkan pembayaran atau lupa membayar tagihan. Tetapi apabila gagal membayar terjadi terus menerus, ini berarti bisnis tidak dapat membayar dengan caranya sendiri. Bisa karena dana yang dimiliki perusahaan kurang.
3. Margin yang Jatuh
Dalam kelangsungan jangka panjang perusahaan, keuntungan lah yang paling utama. Tanda dari perusahaan yang mengalami financial distress adalah ketika terjadinya jatuhnya margin. Hal ini menunjukkan bahwa biaya terlalu tinggi dan harga atau pendapatan yang terlalu rendah.
4. Pembayaran Bunga Tinggi
Tanda selanjutnya dari perusahaan yang mengalami financial distress adalah pembayaran bunga yang tinggi. Ini bisa menunjukkan bahwa kesehatan keuangan perusahaan Anda sedang buruk dan menjadi tanda bank atau pemberi pinjaman lain curiga terhadap kelangsungan dari perusahaan Anda.
Baca Juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya
Mengapa Bisa Terjadi Financial Distress?
Lantas apa penyebabnya sehingga perusahaan bisa mengalami financial distress? Berikut adalah beberapa faktornya:
1. Perencanaan Bisnis Kurang Baik
Penyebab mengapa perusahaan bisa terjadi financial distress adalah karena rencana bisnis di awal yang kurang baik. Bisa jadi dari bidang marketing, distribusi ataupun divisi keuangan. Apabila bisnis Anda tidak memiliki rencana yang bagus, Anda mungkin dapat mengalami financial distress di kemudian hari.
2. Struktur Modal Terlalu Berisiko
Penyebab perusahaan bisa mengalami financial distress adalah karena struktur modal yang terlalu berisiko. Apalagi jika dalam jangka waktu yang panjang. Oleh sebab itu, apabila perusahaan Anda terlalu banyak didukung oleh hutang, bisa bisa perusahaan Anda bisa pailit dan bangkrut.
3. Sistem Teknologi Informasi yang Tidak Efektif
Akses yang terbatas ke data dan laporan kontrol personel, penggajian dan anggaran yang tepat waktu bisa saja menghambat kemampuan manajemen untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki sistem teknologi yang efektif, yang bisa mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pemrosesan transaksi rutin.
4. Kerugian Secara Operasional
Penyebab financial distress yang berikutnya adalah karena kerugian perusahaan secara operasional. Bisa jadi perusahaan Anda terus gagal untuk mencapai target, sehingga bisnis dapat mengalami kondisi financial distress. Hasilnya, Anda tidak mampu untuk membayar biaya operasional dan memenuhi ekspektasi para investor. Demikianlah ulasan kali ini mengenai financial distress. Hindari kondisi financial distress dengan memiliki rencana bisnis yang baik serta siapkan asuransi untuk hal-hal yang tak terduga. Gabung bersama Sahabat Satria SAP Express dan dapatkan keuntungan seperti website toko gratis untuk Anda. Semoga artikel di atas dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi Anda.