Stock Keeping Unit adalah salah satu komponen kunci dalam bisnis ritel dan e-commerce. Dengan menggunakan SKU, Anda dapat dengan lebih mudah dan cepat mengontrol persediaan barang. Hal ini akan menghasilkan data yang lebih tepat, yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas mengenai apa itu Stock Keeping Unit, fungsi, dan cara membuat Stock Keeping Unit. Yuk simak!
Apa yang dimaksud dengan Stock Keeping Unit?
Sebelum berbicara mengenai cara membuat Stock Keeping Unit, kita pahami terlebih dahulu pengertian dari Stock Keeping Unit. Stock Keeping Unit adalah sebuah kode unik untuk mengenali setiap item atau produk yang dijual oleh perusahaan atau unit bisnis tertentu. Biasanya, SKU terdiri dari campuran angka dan huruf yang memberikan informasi tentang jenis produk, merek, warna, ukuran, dan fitur lainnya. SKU juga mencakup detail seperti tanggal produksi, lokasi gudang, dan harga.
Baca Juga : 6 Cara Menghitung Safety Stock: Strategi Ampuh agar Bisnis Tetap Berjalan Tanpa Kendala
Dalam perusahaan, Stock Keeping Unit sangat berguna untuk mengatur persediaan dan melacak produk dengan akurat. Melalui penggunaan SKU, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi dan melacak persediaan dari gudang hingga toko. Tidak hanya itu, SKU juga membantu memastikan ketersediaan produk ketika dibutuhkan, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam merencanakan strategi pengelolaan persediaan di masa mendatang.
Fungsi SKU
SKU biasanya akan diterapkan pada setiap produk yang akan dijual. Dalam industri ritel, penentuan SKU harus dilakukan dengan sangat cermat, karena ini berkaitan langsung dengan ketersediaan produk di gudang dan memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Identifikasi Produk
Fungsi pertama dari Stock Keeping Unit adalah untuk identifikasi produk. SKU memberikan kode identifikasi yang unik untuk setiap produk yang dijual oleh perusahaan. Ini membantu mencegah kesalahan saat mengirim dan mengambil barang, serta mempermudah pelacakan produk dari gudang hingga saat dijual.
2. Memonitor Inventaris
Fungsi penting lainnya dari Stock Keeping Unit adalah untuk meningkatkan efisiensi manajemen persediaan. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengawasi persediaan dengan lebih efisien dan memastikan ketersediaan produk ketika dibutuhkan. Selain itu, SKU juga mendukung dalam meramal permintaan produk dan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait manajemen persediaan yang akan datang.
3. Membantu Proses Pengambilan Keputusan
Fungsi selanjutnya adalah untuk membantu dalam pengambilan keputusan. SKU mampu menyediakan data berharga untuk mendukung pembuatan keputusan bisnis yang lebih optimal. Ini mencakup informasi tentang penjualan, permintaan, dan profitabilitas produk. Informasi tersebut dapat digunakan untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan mengelola persediaan dengan lebih baik.
4. Pengawasan Kinerja
Fungsi SKU yang berikutnya adalah untuk mengawasi kinerja produk dan melakukan perbandingan antara setiap jenis produk. Data mengenai penjualan, stok, dan profitabilitas bisa dimanfaatkan untuk menilai produk yang sukses dan produk yang perlu ditingkatkan.
5. Perhitungan Harga
Fungsi terakhir dari Stock Keeping Unit adalah membantu dalam menentukan harga produk secara akurat. Data seperti merek, warna, ukuran, dan tipe produk dapat digunakan untuk menghitung harga yang sesuai untuk setiap produk. Selain itu, dengan perhitungan harga yang efisien, tim penjualan dan staf yang bertanggung jawab atas inventaris dapat dengan mudah mengenali produk dan menetapkan harganya dengan cepat.
Cara Membuat Stock Keeping Unit
Menciptakan SKU yang berhasil memerlukan perencanaan dan strategi yang cermat. Di bawah ini adalah cara membuat SKU yang berdaya guna:
1. Gunakan Kode yang Mudah Dimengerti
Pastikan kode SKU yang digunakan dapat dimengerti dengan mudah oleh seluruh karyawan. Hindari penggunaan kombinasi angka dan huruf yang kompleks atau sulit diingat. Dengan SKU yang simpel untuk dipahami, tim karyawan Anda akan lebih cepat mengenali jenis produk yang ada di dalam inventaris. Sebagai contoh, ketika kode SKU untuk produk elektronik diawali dengan “ELC,” maka dengan jelas diketahui bahwa produk tersebut termasuk dalam kategori elektronik.
2. Buat Sistem Penomoran yang Logis
Tentukanlah suatu sistem penomoran SKU yang rasional, sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh semua staf Anda. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan gabungan huruf awal yang mencerminkan jenis produk dan angka yang mengindikasikan warna atau ukuran.
3. Tetapkan Batasan Karakter
Pastikan bahwa panjang kode SKU berada dalam kisaran yang tepat, tidak terlalu singkat atau terlalu panjang. Kode SKU yang terlalu pendek mungkin kurang spesifik, sedangkan kode SKU yang terlalu panjang bisa sulit diingat atau menghabiskan ruang yang tidak perlu dalam database Anda.
4. Gunakan Kode yang Mudah Dipindai
Pastikan bahwa kode SKU dapat dengan lancar dipindai menggunakan pemindai barcode. Hal ini akan mempermudah proses pengambilan data dan mengurangi potensi kesalahan manusia saat mengelola stok barang.
5. Tetapkan Kategori Barang
Sesuaikan kategori produk dengan jelas dan tetap konsisten dalam mengelompokkan SKU. Langkah ini akan memudahkan dalam pencarian dan pengelompokan inventaris di masa depan.
6. Lakukan Pengujian Terhadap Kode SKU
Sebelum menerapkan SKU ke dalam sistem, pastikan untuk menguji kode SKU yang telah Anda buat terlebih dahulu guna memastikan tidak terdapat kesalahan atau kebingungan saat penggunaannya.
Baca Juga : Ketahui Cara Melakukan Stock Opname, Simak Langkahnya!
Contoh SKU
Mari kita perhatikan sebuah ilustrasi kode SKU untuk produk tertentu:
Jenis Produk: Elektronik
Subjenis Produk: Televisi
Produsen: Samsung
Varian Produk: Model UHD-55
Dengan menggabungkan elemen-elemen di atas, kita dapat menciptakan kode SKU yang akan terdiri dari “ELK-TV-SAM-UHD-55.” Kode SKU ini akan menjadi tanda pengenal unik untuk televisi model Samsung UHD-55.
Itulah ulasan kali ini mengenai Stock Keeping Unit yang perlu Anda pahami. Dengan menggunakan cara membuat Stock Keeping Unit yang telah dibahas, Anda dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan profitabilitas bisnis Anda. Jangan ragu untuk menerapkan strategi SKU yang sesuai dengan karakteristik bisnis Anda.