Apakah Anda mengalami kesulitan bersaing dengan merek-merek besar di pasar? Meningkatnya persaingan membuat banyak pengusaha merasa terdesak dan terancam. Private label bisa menjadi solusi untuk Anda. Dengan mengembangkan produk private label, Anda dapat menawarkan kualitas yang setara dengan merek besar, tetapi dengan biaya yang lebih rendah dan kontrol penuh atas branding.
Apa yang Dimaksud dengan Private Label?
Private label adalah istilah yang menggambarkan produk yang dijual oleh toko atau perusahaan dengan menggunakan merek mereka sendiri, bukan merek dari pabrikan asli. Dalam hal ini, perusahaan tersebut memesan pembuatan produk dari pabrikan lain, kemudian menjualnya dengan merek mereka sendiri.
Baca Juga : 6 Usaha Modal 10 Juta yang Menjanjikan Di Masa Sekarang!
Banyak perusahaan ritel dan e-commerce menggunakan private label untuk meningkatkan margin keuntungan mereka. Dengan cara ini, mereka dapat menawarkan produk yang serupa dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk bermerek pabrikan.
Bagaimana Cara Memulai Bisnis Private Label?
Proses private label dimulai dengan peritel yang memiliki sebuah merek. Peritel ini menentukan semua aspek produk, seperti kemasan, fitur, dan spesifikasinya. Kemudian, peritel mengontrak mitra untuk memproduksi barang tersebut.
Setelah itu, peritel menempelkan label produk sesuai dengan merek yang ingin dipasarkan kepada konsumen. Contohnya adalah Supermarket Alfamart yang memiliki beberapa produk dengan label Alfamart.
Walaupun menggunakan label sendiri, perusahaan tetap mengandalkan private label. Ini berarti Alfamart bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memproduksi barang, namun tetap menggunakan label Alfamart. Contoh lain adalah merek sepatu terkenal seperti Nike yang juga menerapkan metode ini.
Apa Keuntungan Menggunakan Private Label?
Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan private label:
1. Harga Jauh Lebih Murah
Produk private label seringkali dipersepsikan sebagai produk premium yang cocok untuk target pasar tertentu. Meskipun begitu, produk ini sebenarnya lebih murah dibandingkan dengan citra yang ditampilkan. Pelaku bisnis berusaha meningkatkan jumlah produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Harga pokok yang rendah memungkinkan perusahaan menjual lebih banyak barang. Konsumen cenderung melihat harga barang dan penjualnya, kadangkala mengesampingkan kualitas. Hal ini membuat private label menjadi solusi tepat untuk meningkatkan penjualan.
2. Memperkuat Ekuitas Suatu Barang
Setiap produk memiliki merek yang unik sesuai dengan pemiliknya. Merek yang kuat akan mengarahkan konsumen pada nama produsen atau tokonya. Ketika konsumen sudah menyukai satu produk, ekuitas merek tersebut menjadi lebih kuat.
3. Puncak Permintaan Lebih Maksimal
Private label product dapat memaksimalkan puncak permintaan pada waktu tertentu. Perusahaan perlu jeli melihat seberapa besar permintaan pasar terhadap produk mereka. Event khusus dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan penjualan, menjadikan produk lebih eksklusif sehingga konsumen berlomba-lomba untuk membelinya.
4. Kontrol Harga Lebih Mudah
Pemilik perusahaan lebih mudah menentukan harga jual dengan menggunakan private label. Mereka dapat menentukan biaya dan spesifikasi produk yang diinginkan, kemudian mencari perusahaan manufaktur yang sesuai kriteria dan anggaran. Survey pasar terlebih dahulu membantu memastikan produk yang dijual memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen, serta menambahkan kreasi dan inovasi untuk menarik minat konsumen.
5. Pemasaran yang Mandiri
Keuntungan tidak hanya dirasakan oleh pemilik merek, tetapi juga oleh perusahaan manufaktur. Sebagai mitra, mereka hanya bertugas memproduksi tanpa harus memikirkan strategi pemasaran yang tepat.
6. Pengoptimalan Kapasitas Utilitas
Kerjasama dengan pemilik label atau merek otomatis meningkatkan kapasitas utilitas manufaktur. Manufaktur yang kurang terkenal dapat memperbaiki diri bersama pemilik private label, sehingga terjadi perkembangan dan peningkatan kapasitas.
Kenapa Private Label Itu Penting?
Private label memiliki peran krusial bagi banyak bisnis karena berbagai alasan yang saling berkaitan. Berikut beberapa alasan utama mengapa private label sangat penting:
Berhubungan dengan Biaya
Salah satu keunggulan utama dari private label adalah efisiensi biaya. Dengan memproduksi dan menjual produk dengan merek sendiri, perusahaan dapat mengurangi biaya perantara dan mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi. Ini memberikan fleksibilitas dalam penetapan harga, memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih bersaing.
Quality Control
Private label memberikan perusahaan kontrol penuh atas kualitas produk. Perusahaan dapat menetapkan standar kualitas yang ketat dan memastikan produk yang dijual sesuai dengan ekspektasi konsumen. Pengendalian kualitas yang baik meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun kepercayaan, yang sangat penting untuk mempertahankan dan memperluas basis pelanggan.
Diferensiasi Produk
Dengan private label, perusahaan bisa menawarkan produk yang berbeda dari pesaing. Ini memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan, terutama di pasar yang sudah jenuh. Produk yang unik dan berbeda dapat menarik konsumen yang mencari sesuatu yang tidak tersedia di tempat lain, sehingga meningkatkan daya tarik merek.
Brand Growth
Menjual produk dengan merek sendiri membantu dalam membangun dan memperkuat brand. Produk private label yang sukses di pasar dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, yang pada gilirannya membuka peluang untuk ekspansi bisnis lebih lanjut. Merek yang kuat dan dikenal mempermudah peluncuran produk baru dan penetrasi ke pasar baru.
Margin Keuntungan Lebih Tinggi
Private label memungkinkan perusahaan menikmati margin keuntungan yang lebih tinggi. Tanpa biaya tambahan dari merek pihak ketiga, keuntungan bisa langsung dirasakan perusahaan. Margin yang lebih tinggi memungkinkan investasi lebih besar dalam pengembangan produk, pemasaran, dan peningkatan kualitas, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan jangka panjang.
Contoh Penerapan Private Label
Istilah “private label” berasal dari sektor ritel, namun konsep ini juga diterapkan di berbagai industri lain. Salah satu contoh penerapan private label yang paling terkenal adalah dalam industri makanan dan minuman, di mana rantai supermarket dan toko buah mengelola merek-merek seperti Simple Truth oleh Kroger dan Great Value oleh Walmart. Merek-merek ini bersaing dengan merek nasional seperti Coca-Cola atau Lay’s. Contoh private label di industri yang berbeda adalah sebagai berikut:
1. Merek Toko (Store Brands)
Di dunia toko buah dan supermarket, istilah “label pribadi” atau “private label” sudah tidak asing lagi. Berbeda dengan produk “white label” yang dijual dengan kemasan berbeda kepada beberapa retailer, produk label toko memiliki ciri khasnya sendiri.
Merek toko, yang juga dikenal sebagai “house brand” atau “own brand”, merupakan merek private label yang dilindungi hak cipta dan dikelola oleh retailer itu sendiri. Merek ini hampir selalu dijual secara eksklusif di toko rantai yang memilikinya, meskipun dalam beberapa kasus yang jarang, merek tersebut dapat dilisensikan kepada perusahaan lain.
Beberapa contoh merek toko yang terkenal adalah Great Value oleh Walmart, Simple Truth oleh Kroger, dan Specially Selected oleh Aldi. Merek toko juga bisa dinamai sesuai nama tokonya, seperti Joe’s O’s cereal by Trader Joe’s.
Merek toko bersaing dengan merek nasional, yang juga disebut sebagai “merek premium” atau “merek nama”.
Sebagai contoh, merek-merek seperti Coca-Cola, Lay’s, dan Kellogg’s merupakan contoh produk yang terkenal. Salah satu daya tarik umum dari produk dengan merek toko adalah penawarannya yang seringkali lebih terjangkau dibandingkan dengan produk-produk yang dikeluarkan oleh merek terkenal mereka.
Banyak dari produk-produk dengan merek toko private label diproduksi oleh pihak ketiga, meskipun ada beberapa yang diproduksi oleh perusahaan yang dimiliki oleh pengecer tersebut sendiri. Sebagai contoh, pada tahun 2018, seorang wakil presiden dari The Kroger Company mengungkapkan bahwa sekitar 60% dari produk private label mereka diproduksi oleh pihak lain.
Sisanya, 40% diproduksi secara internal. Pada tahun yang sama, Kroger mengoperasikan 38 fasilitas produksi, termasuk 19 peternakan susu, 10 pabrik roti, dan 2 pabrik daging yang tersebar di seluruh Amerika Serikat. Demikian pula, Safeway Inc. memiliki 32 pabrik pada tahun 2012.
Banyak pengecer cenderung menjaga kerahasiaan identitas pemasok mereka, yang tercermin dalam klausul kerahasiaan yang tercantum dalam kontrak mereka. Hal ini sering membuat sulit untuk mengidentifikasi produsen dari produk private label tersebut.
Namun demikian, dalam beberapa kasus, produsen diizinkan untuk mengungkapkan identitas mereka melalui penarikan produk atau, sangat jarang, tertera langsung pada kemasan produk. Sebagai contoh, kopi Kirkland Signature dari Costco menyatakan bahwa kopi tersebut diproses secara kustom oleh Starbucks.
2. Makanan Cepat Saji
Restoran makanan cepat saji umumnya menjual produk di bawah merek private label yang dimilikinya. Produk utama yang biasa ditawarkan adalah kentang goreng dan berbagai hidangan berbasis daging. Selain itu, restoran ini juga dapat menawarkan beragam produk lain seperti muffin, kue, brownies, dan salad.
Produk-produk private label ini dipasarkan bersamaan dengan produk dari merek lain, seperti minuman ringan dari Pepsi atau Coca-Cola, serta es krim dari kerjasama dengan merek ternama lainnya. Penawaran ini memperluas pilihan konsumen dan memberikan variasi dalam pengalaman makan di restoran cepat saji tersebut.
3. Bidang Keuangan (Finance)
Kartu kredit sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat modern. Selain memudahkan transaksi, kartu kredit juga menawarkan berbagai benefit menarik seperti poin rewards, cashback, dan cicilan 0%.
Namun, tahukah Anda bahwa ada jenis kartu kredit yang hanya bisa digunakan di toko atau gerai tertentu? Ya, kartu kredit tersebut dinamakan kartu kredit private label (PLCC).
Kartu kredit private label adalah jenis kartu kredit yang diterbitkan oleh toko atau perusahaan tertentu dan hanya bisa digunakan untuk bertransaksi di toko tersebut. Berbeda dengan kartu kredit biasa yang memiliki logo Visa atau Mastercard, PLCC tidak memiliki logo jaringan pembayaran dan hanya dapat digunakan di toko yang menerbitkannya.
Contohnya, Target Debit RedCard (diterbitkan oleh TD Bank, N.A.) hanya bisa digunakan di toko Target, Walmart Reward Card (diterbitkan oleh Capital One) hanya bisa digunakan di Walmart, dan Amazon Store Card (diterbitkan oleh Synchrony Bank) hanya bisa digunakan di Amazon.
Meskipun penggunaannya terbatas, kartu kredit private label menawarkan beberapa keuntungan menarik, di antaranya:
- Promo dan Diskon Eksklusif: Pengguna PLCC biasanya mendapatkan akses ke promo dan diskon spesial yang tidak tersedia untuk pelanggan umum.
- Poin Rewards dan Cashback: Banyak PLCC menawarkan program poin rewards atau cashback untuk setiap transaksi di toko penerbit.
- Kemudahan Cicilan: Beberapa PLCC menawarkan cicilan 0% untuk pembelian tertentu.
- Kemudahan Pengelolaan Akun: Pengelolaan akun PLCC biasanya lebih mudah karena hanya bisa digunakan di satu toko.
Kartu kredit private label sering dibandingkan dengan kartu kredit co-branded. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar:
- Jaringan Pembayaran: PLCC tidak memiliki logo jaringan pembayaran (Visa atau Mastercard), sedangkan kartu co-branded memilikinya.
- Penerbit: PLCC diterbitkan oleh toko, sedangkan kartu co-branded diterbitkan oleh bank dan bermitra dengan toko.
- Jangkauan Penggunaan: PLCC hanya bisa digunakan di toko penerbit, sedangkan kartu co-branded bisa digunakan di toko mana saja yang menerima jenis kartu tersebut.
4. Game
Di balik gemerlapnya dunia video game, terdapat rahasia yang jarang diketahui publik: pengembang hantu. Istilah ini merujuk pada perusahaan yang mengembangkan game atas nama perusahaan lain, tanpa dicantumkan kreditnya.
Praktik ini bagaikan ninja dalam industri game, bekerja di balik layar untuk membantu penerbit, developer lain, atau bahkan perusahaan di luar industri game. Alasan di balik kerahasiaan ini bermacam-macam, mulai dari melindungi ekuitas merek hingga menyembunyikan ketergantungan pada bantuan eksternal.
Menurut artikel Polygon di tahun 2015, praktik ini sudah ada sejak awal kemunculan industri game dan sering disalahartikan sebagai “pengembangan white label”. Namun, istilah yang tepat untuk praktik ini adalah “pengembangan private label”.
Jumlah keterlibatan ghost developer dalam sebuah game bervariasi. Bagi beberapa perusahaan, ghost development menjadi bagian integral dari bisnis mereka. Di sisi lain, studio besar mungkin hanya mengambil proyek private label kecil untuk mengisi celah antar proyek utama.
Baca Juga : Apa Itu Top of Mind? 8 Cara Membuat Produk Menjadi Top of Mind di Pasar
Salah satu contoh ghost developer terkenal adalah Tose. Perusahaan asal Jepang ini telah bekerja di balik layar untuk berbagai game ternama, seperti Super Mario Bros. 2, Pokemon Stadium, dan Dr. Mario.
Keberadaan ghost developer menghadirkan perspektif menarik dalam industri game. Di satu sisi, praktik ini memungkinkan perusahaan untuk menyelesaikan proyek dengan lebih cepat dan efisien. Di sisi lain, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan atribusi dalam proses kreatif.
Meskipun begitu, ghost developer tetap memainkan peran penting dalam industri game. Kemampuan mereka untuk bekerja di balik layar dan menghasilkan karya berkualitas tinggi telah membantu banyak perusahaan mencapai kesuksesan.
Dalam era globalisasi ini, semakin banyak konsumen yang menginginkan pengalaman berbelanja yang unik dan terpersonalisasi. Hal ini menjadi tantangan bagi merek-merek besar yang menghadapi persaingan sengit di pasar. Namun, dengan adopsi strategi private label, merek-merek memiliki kesempatan untuk membedakan diri mereka dengan menawarkan produk-produk yang eksklusif dan sesuai dengan kebutuhan pasar lokal. Dengan memanfaatkan private label secara efektif, merek dapat membangun loyalitas konsumen yang kuat dan meningkatkan pangsa pasar mereka secara signifikan.