JAKARTA – Calon emiten yang bergerak pada sektor pengiriman barang, PT Satria Antaran Prima Tbk. akan menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) untuk pembayaran utang dan ekspansi jaringan perusahaan.
Direktur Utama Satria Antaran Prima Budiyanto Darmastono mengungkapkan perseroan akan menggunakan 61,5% dana IPO untuk membayar pinjaman perseroan yaitu obligasi konversi yang diterbitkan pada 2016. Perseroan akan melunaskan pinjaman tersebut meski jatuh tempo pada 2021.
“Segera kami bayar karena kami mau IPO. Kami melihat pangsa pasar yang besar dari ecommerce, sehingga kalau IPO pada 2021 akan kehilangan momentumnya. Maka kami bayar dari dana IPO, sisanya akan kami gunakan untuk pengembangan,” ungkap Budiyanto di Jakarta, Selasa (4/9).
Obligasi bernilai Rp30 miliar tersebut saat ini dipegang oleh GD Express Carirrier Bhd. Dengan pembayaran yang dipercepat, perseroan akan mengeluarkan total Rp67,2 miliar yang terdiri dari Rp30 miliar sebagai nilai nominal obligasi, dan Rp37,2 miliar sebagai premi penebusan.
Meski jatuh tempo pada 2021, manajemen berkukuh untuk segera melunasi obligasi dengan dana penebusan yang lebih besar dan tidak mengonversi obligasi wajib konversi (OWK) yang dipegang oleh GD Express.
Adapun, sisa dana IPO sebesar 38,5% akn digunakan perseroan untuk modal kerja. Hingga 2019 mendatang perseroan berencana membangun 1.000 outlet baru yang sebagian besarnya akan dibangun di Jawa. Saat ini, perusahaan sudah memiliki 200 outlet yang tersebar di seluruh provinsi.
Pada 2018, perseroan menargetkan pendapatan hingga Rp250 miliar, dengan banyaknya pelanggan baru dari ecommerce seperti JD.ID dan Zalora. Perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan yang lebih besar dari Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Saat ini, segmen e-commerce menyumbang hanya 11% dari pendapatan Satria Antaran Prima sehingga peluang pertumbuhannya masih sangat besar. Perseroan menargetkan kontribusi dari e-commerce mencapai 40% pada 2019.
Sumber: Bisnis.com